Thursday, December 3, 2009

Katakanlah dengan puisi

Mulutmu terbiasa diam

Dan tanganlah yang berbicara kata

Lewat tulisan-lukisan

Yang bercengkrama dengan pikiran

Menggelontorkan nukilan-nukilan kerisauan dan kesukaan

Dengan tutur sederhana sarat makna

Kau tuangkan sedikit amarah dan kaubumbui dengan gelora

Jadilah si kata-kata pembayang

Dan aku si cermin sederhana

Melihatmu dalam berbagai rupa

Ketika berjaya ataukah tunduk malu

Telah terbiasa

Keluar peraduan engkaulah si jumawa

Tanpa berkasih-kasihan mereka tetap mengaduh

Menista dan membuat gaduh

Dalam sudut-sudut terus mengeluh

Tetapi tanganmu tetap tak tersentuh

Ia menjadi wali bagi hati dan jiwamu

Ia melukis ia menulis

Ribuan kisah menunggu tumpah

Tunggu sang kala menuntaskan makna

No comments:

Post a Comment