Tuesday, September 25, 2007

Sudah waktunya...

Sudah waktunya kasih memanggil
pada lembutnya yang hakiki
kilau yang tak terlupakan dibalik balutan awan
aku menunggu
ya, aku menunggu
dengan lugu tanpa jemu
akhir tanpa ragu
menyatu hidup ayu
mesra satu
bersamamu

Kosong

Ada yang kosong
tetapi tak tahu yang mana
dan harus diisi apa.
Mungkin biarkan saja kosong dan diisi dengan apa saja, toh nanti kosong lagi.
Bagian itu akan penuh juga kosong

Tertambat

Biar hidup tetap teguh
meski ragu mengikis daging sehari satu
Tambahlah lagi beban satu untukku,
kan kuangkat dengan jemariku
karena punggungku telah tertambat oleh kilaumu

Tuesday, September 11, 2007

9 September

Tidak ada kata-kata
melihatmu tak berdaya
diam tak bergerak
sunyi yang tak bisa dilawan
galau yang membuka seribu ketakutan
aku tak bisa menemanimu
ini perjuanganmu sendirian
aku hanya bisa menunggu di pintu gerbang
dan menyambutmu ketika engkau akan datang
tapi kita tahu kalau kita tak pernah sendirian
Cantikmu luar biasa
engkau menunggu merekah
seperti kupu-kupu yang pernah kubisikkan di telingamu
kuharap engkau mengingatnya

Monday, September 10, 2007

Cinta adalah Itu

Cinta itu seperti bubuk mesiu,
Sedikit api membuatnya meledak
Cinta itu panas, dingin, tinggi dan rendah
Ia begitu jauh tetapi juga dekat
Cinta itu dua kali dua sama dengan semesta
Cinta itu ikan kecil di laut yang luas
Cinta adalah itu...
Kata-kata yang mengalir tiada henti,
Tangis yang terurai,
Senyuman yang mengalun dalam bilik ingatan,
Diam yang mencekam,
Takut yang menggairahkan,
Sakit yang terus ditahan,
Dan tawa yang memecah kesunyian.
Cinta itu aku
Cinta kamu

Ruang Meraung

Raungkudiruang
Kurungkakuraung
Ruang dikurung
Meraung
Ruang ruang ruang kurang
Aku mengurung, murung!
Aku meraung, murung!
Aku
Aku
Aku
Ku
Raung mengurang..

(terinspirasi dari salah satu puisi Sutardji CB)

Senyummu kusimpan

Kutaruh senyummu di puncak bukit
Ketika sore kudatangi
Sambil menikmati matahari terbenam
Tak terasa beban sehari