Senja meredup Sayang!
Mulai diselimuti malam
dan dinginnya mencekam
Bilakah kulihat cahaya dari wajahmu yang tersimpan di sudut ingatan?
Jangan tertidur Sayang!
malam cepat lewat dan merenggut dirimu
Hari-hari yang berganti lelah kuhitung
Engkau tetap disana
Tiada berlalu tetapi tak datang
Pada setiap hentian waktu ku bertanya
Apakah sang pujangga telah kehilangan kata-kata?
Seperti si pengelana yang tersesat dalam ruang dan waktu,
yang ia buat sendiri
No comments:
Post a Comment