Siluet tubuhmu kulihat di purnama
menari di tengah malam
menciptakan bayang di dedaunan
dan kilaumu terpancar di telaga rindu
Mengapa kucemburui riak-riak air dan burung-burung malam?
Karena ia menunggumu sepanjang sumbu malam?
Santhi, di bukit itu engkau menghangatkanku
membuaiku dengan dendang-dendang hayat,
sajak-sajak pengasih di usapan jemarimu
sampai kutidur puas lelas.
Di pagi engkau tiada,
menyisakan embun-embun lestari.
Menandai waktuku menggelayuti bumi
hingga nanti di suatu malam engkau kembali
No comments:
Post a Comment