Thursday, March 17, 2011

Antara 2006 dan 2010

23 Desember 2006

Pada akhirnya gedung tinggalah gedung
Tak ada kebanggaan lagi
Tempat ku membunuh waktu
1, 2, 3 tahun


3 Maret 2010

Tinggal sejengkal kawan
tentukan kompas kemana melangkah
dalam hiruk-pikuk urban
atau keteduhan rural
benarkah?

kau temukan kedamaian dalam riuhnya orang lalu lalang
juga semua kegelisahan dalam 'kesederhanaan'
sebuah dilema, pergulatan yang berkepanjangan
dan kita sudah terbiasa

engkau sudah bergumam
tentang peradaban-peradaban
yang dibangun dalam kemarahan dan ketundukan
paradoks dan kepura-puraan yang kita tertawakan sembari menseruput kopi

dimana kita sekarang?
mencumbui sosialis dan menodai kapitalis
sambil menikmati glamor i-pod dan sensasi i-raq
berpikir keras merapal mantra tujuan tunggal pembangunan
dan mengurut dada ditangan pemodal
'asal bukan dadaku', katanya

aku disini saja dulu
mencicip desahan pikiran orientalis
belok ke kanan sedikit kan ketemu kaum fundamentalis
berebut komentar terakhir dalam sebuah diskusi
berpikir aku sudah menang
padahal karena sudah bosan

tapi quo vadis cinta?
bukankah kita pernah menggaulinya?
kautinggal begitu saja
seperti utopis yang tinggal di desa pragmatis
'I committed a conversion', bisikmu perlahan
Selamat datang dunia!
Mari kita berkelana



(saya masih buat kok, ini copy paste dari fb)

Saturday, June 12, 2010

Lament (of truth and love)

Hey-hey Miss Wright, there is a sun, there is a light;
Open the curtain, tomorrow is bright!
Veritas Veritas...it liberates us
if pray could heal, may joy fulfill!
if love is fear, may fear be near
o truth...o love
would you breeze, so I can shed my tears

Monday, April 19, 2010

Menunggu hujan lewat

Pada malam hujan
cinta berteduh di dahan-dahan yang menunduk
sambil bercerita ia pada butir air yang jatuh
melewati dingin menghalau risau
tak ada kata rindu selimut penghangat
atau siluet wajah di awan yang terlanjur pekat
ia hanya menunggu hujan lewat

Friday, April 9, 2010

Perpisahan

Daun kembali meranggas
menjatuhkan diri ke bumi yang lembab
turun perlahan
dalam siluet
memudar
terserap akar yang mudah lapar
menghilang...
seiring lembayung yang mengiring senjamu

Dunia yang tak terjamah
kapan berhenti?
tempat berlabuhmu ujung-ujung sepi
dan desa-desa kecil tuk melarikan diri
Kotak-kotak kecil
rahasia dan rasa sakit
bawalah erat-erat!

Musim telah berganti
jalan-jalan setapak terserak
di tempat ini
kudirikan tiang batu
sebagai penanda
masa yang telah lewat

Monday, April 5, 2010

Tiramisu dan sewindu lebih waktu

senyummu tiramisu
pemanis rindu
tak perlu kau tutupi bibirmu
biarlah merekah
pelipur di kala jengah
 
sudah lebih dari sewindu
ada apa dengan hidup?
cerita-cerita manusia yang menggugah
yang kau lukis dengan penamu
bilakah kau berbagi?

dan waktu bukanlah temanku
dia berlalu, membisu
kucari kembali
diantara ribuan pertanyaan tertunda
dan gejolak-gejolak tak biasa
jika kutemukan dirinya
adakah engkau disitu

Thursday, December 3, 2009

Katakanlah dengan puisi

Mulutmu terbiasa diam

Dan tanganlah yang berbicara kata

Lewat tulisan-lukisan

Yang bercengkrama dengan pikiran

Menggelontorkan nukilan-nukilan kerisauan dan kesukaan

Dengan tutur sederhana sarat makna

Kau tuangkan sedikit amarah dan kaubumbui dengan gelora

Jadilah si kata-kata pembayang

Dan aku si cermin sederhana

Melihatmu dalam berbagai rupa

Ketika berjaya ataukah tunduk malu

Telah terbiasa

Keluar peraduan engkaulah si jumawa

Tanpa berkasih-kasihan mereka tetap mengaduh

Menista dan membuat gaduh

Dalam sudut-sudut terus mengeluh

Tetapi tanganmu tetap tak tersentuh

Ia menjadi wali bagi hati dan jiwamu

Ia melukis ia menulis

Ribuan kisah menunggu tumpah

Tunggu sang kala menuntaskan makna

Friday, November 13, 2009

Empat Sajak Rubi


Menanti datang dan menanti pergi

Bersiap untuk tidak bertemu lagi

Ada tempat yang dijanjikan semula

Dalam kerlipan mata kita selalu ada


Ketika kata-kata begitu kuat

Sekuat air yang jatuh bebas

Mungkinkah derunya sesaat

Dalam tiupan ia kan terhempas


Tak ada keluhan malam ini

Sekadar bunyi yang ditinggal lalu

Tidakkah ia risau akan sunyi

Sebuah cita dan perasaan sayu


Dalam hening dalam bening

Serpihan wajah tersebar di dinding

Adalah sapuan ingatan mengumpul beku

Desah dalam terbuai kaku






Sunday, January 11, 2009

Sahabat yang merindu

Di celah-celah kota yang kulalui
wajahmu berserak seketika mataku melintas
Tak pergi...tak lekang, meski tubuhmu hilang