Saturday, June 12, 2010
Lament (of truth and love)
Open the curtain, tomorrow is bright!
Veritas Veritas...it liberates us
if pray could heal, may joy fulfill!
if love is fear, may fear be near
o truth...o love
would you breeze, so I can shed my tears
Monday, April 19, 2010
Menunggu hujan lewat
cinta berteduh di dahan-dahan yang menunduk
sambil bercerita ia pada butir air yang jatuh
melewati dingin menghalau risau
tak ada kata rindu selimut penghangat
atau siluet wajah di awan yang terlanjur pekat
ia hanya menunggu hujan lewat
Friday, April 9, 2010
Perpisahan
menjatuhkan diri ke bumi yang lembab
turun perlahan
dalam siluet
memudar
terserap akar yang mudah lapar
menghilang...
seiring lembayung yang mengiring senjamu
Dunia yang tak terjamah
kapan berhenti?
tempat berlabuhmu ujung-ujung sepi
dan desa-desa kecil tuk melarikan diri
Kotak-kotak kecil
rahasia dan rasa sakit
bawalah erat-erat!
Musim telah berganti
jalan-jalan setapak terserak
di tempat ini
kudirikan tiang batu
sebagai penanda
masa yang telah lewat
Monday, April 5, 2010
Tiramisu dan sewindu lebih waktu
pemanis rindu
tak perlu kau tutupi bibirmu
biarlah merekah
pelipur di kala jengah
sudah lebih dari sewindu
ada apa dengan hidup?
cerita-cerita manusia yang menggugah
yang kau lukis dengan penamu
bilakah kau berbagi?
dan waktu bukanlah temanku
dia berlalu, membisu
kucari kembali
diantara ribuan pertanyaan tertunda
dan gejolak-gejolak tak biasa
jika kutemukan dirinya
adakah engkau disitu
Thursday, December 3, 2009
Katakanlah dengan puisi
Mulutmu terbiasa diam
Dan tanganlah yang berbicara kata
Lewat tulisan-lukisan
Yang bercengkrama dengan pikiran
Menggelontorkan nukilan-nukilan kerisauan dan kesukaan
Dengan tutur sederhana sarat makna
Kau tuangkan sedikit amarah dan kaubumbui dengan gelora
Jadilah si kata-kata pembayang
Dan aku si cermin sederhana
Melihatmu dalam berbagai rupa
Ketika berjaya ataukah tunduk malu
Telah terbiasa
Keluar peraduan engkaulah si jumawa
Tanpa berkasih-kasihan mereka tetap mengaduh
Menista dan membuat gaduh
Dalam sudut-sudut terus mengeluh
Tetapi tanganmu tetap tak tersentuh
Ia menjadi wali bagi hati dan jiwamu
Ia melukis ia menulis
Ribuan kisah menunggu tumpah
Tunggu sang kala menuntaskan makna
Friday, November 13, 2009
Empat Sajak Rubi

Bersiap untuk tidak bertemu lagi
Ada tempat yang dijanjikan semula
Dalam kerlipan mata kita selalu ada
Ketika kata-kata begitu kuat
Sekuat air yang jatuh bebas
Mungkinkah derunya sesaat
Dalam tiupan ia kan terhempas
Tak ada keluhan malam ini
Sekadar bunyi yang ditinggal lalu
Tidakkah ia risau akan sunyi
Sebuah cita dan perasaan sayu
Dalam hening dalam bening
Serpihan wajah tersebar di dinding
Adalah sapuan ingatan mengumpul beku
Desah dalam terbuai kaku
Sunday, January 11, 2009
Sahabat yang merindu
wajahmu berserak seketika mataku melintas
Tak pergi...tak lekang, meski tubuhmu hilang
Wednesday, December 17, 2008
Cinta dan Perjalanan
saling bertanya tanpa mengeluarkan satu patah kata
kemana suka ini akan berlabuh?
daun tumbuh kemudian layu
itu sudah biasa
awan hujan berganti terik
tak ada beda
tiadakah subtil?
cukup dengan rasa katanya
bukankah itu yang membuatnya nelangsa bertahun-tahun
pakai logika kata mereka
itu tidak akan berakhir dimana-dimana
tiada yang baru tiada yang lama
semua sama saja
perjalanan bersama pertanyaan-pertanyaan dan kemudian menikmatinya
itulah cinta