Siang itu panas tak masalah
keringat luluh oleh waktu
meski sering ku tertidur di pojok itu
Sampai senja tiba
dimana engkau bernyanyi hidup
Sunday, May 18, 2008
Monday, April 21, 2008
ai
pegang tanganku di dalam kabut
setapak sukar tertebus senyum
kita lewati dengan debar
kala menunggu
biarlah suara senyap
haruskah tangan terlambai?
setapak sukar tertebus senyum
kita lewati dengan debar
kala menunggu
biarlah suara senyap
haruskah tangan terlambai?
Tuesday, April 1, 2008
Lagu Peziarah
Tetaplah mengembara!
toh kita adalah penumpang
ketika lelah berteduhlah!
toh di padang hijau engkau kan terlelap
Tidak penting kamu itu apa
yang terpenting kamu itu ada
Jalan peziarah adalah lelayu
gelisah yang memaksa maju
di Nois kita bertemu
karena kata sabda kitalah yang punya
"Ibu jangan menyerah, perjuangan HAM selalu begini,"
(Munir, seperti dikutip dalam Koran Tempo, 1 April 2008)
toh kita adalah penumpang
ketika lelah berteduhlah!
toh di padang hijau engkau kan terlelap
Tidak penting kamu itu apa
yang terpenting kamu itu ada
Jalan peziarah adalah lelayu
gelisah yang memaksa maju
di Nois kita bertemu
karena kata sabda kitalah yang punya
"Ibu jangan menyerah, perjuangan HAM selalu begini,"
(Munir, seperti dikutip dalam Koran Tempo, 1 April 2008)
Thursday, March 27, 2008
Rindu Yang Biasa Itu
Pada danau tenang, rinduku mengaduh
Membiarkan riak-riak lewati hening
Menunggu purnama tergelincir di paruh malam
lalu tiap langkah-langkah kaki tua ini meniti jalan menuju hutan berkabut
Membuat gemerisik air jatuh dari daun, bergulir tak tertahan
Membiarkan riak-riak lewati hening
Menunggu purnama tergelincir di paruh malam
lalu tiap langkah-langkah kaki tua ini meniti jalan menuju hutan berkabut
Membuat gemerisik air jatuh dari daun, bergulir tak tertahan
Wednesday, March 26, 2008
Gemuruh
Apakah kau percaya pada gemuruh?
ia menggerutu di kala kelabu
melenguh menunggu hujankah?
seperti itukah ratapanmu?
yang meluncurkan semua tanda tanya di malam itu
ia menggerutu di kala kelabu
melenguh menunggu hujankah?
seperti itukah ratapanmu?
yang meluncurkan semua tanda tanya di malam itu
Friday, March 14, 2008
Untuk seseorang yang entah dimana
Aku mengakrabi hujan dan jatuhnya butir-butir air
Aku berkencan dengan malam dan keringat-keringat daun
Jika bayanganmu semakin menakutkan,
kuberlari nuju ilalang sunyi
bercerita pada angin yang lewat supaya menghembus kau pergi
Kupeluk hujan dan dinginnya yang menggelisahkan
dalam benang-benang yang terajut oleh ceritamu
selembar demi selembar
yang tercecer di tiap-tiap sudut kota
Aku berkencan dengan malam dan keringat-keringat daun
Jika bayanganmu semakin menakutkan,
kuberlari nuju ilalang sunyi
bercerita pada angin yang lewat supaya menghembus kau pergi
Kupeluk hujan dan dinginnya yang menggelisahkan
dalam benang-benang yang terajut oleh ceritamu
selembar demi selembar
yang tercecer di tiap-tiap sudut kota
Monday, February 18, 2008
Menghentak Pagi
Denting dawai kehidupan
melantunkan celoteh manusia
ketika siang
ketika malam
di pelosok kampung
di hiruk pikuk kota
pujangga bernyanyi
penari meliuk kesana kemari
ketuk irama harmoni
tentang hidup satu kali
Tralala Trilili
Didadi dida didadi
Coba dengar sejenak bunyi
bersamaku kita menghentak pagi
melantunkan celoteh manusia
ketika siang
ketika malam
di pelosok kampung
di hiruk pikuk kota
pujangga bernyanyi
penari meliuk kesana kemari
ketuk irama harmoni
tentang hidup satu kali
Tralala Trilili
Didadi dida didadi
Coba dengar sejenak bunyi
bersamaku kita menghentak pagi
Tentangmu (lagi)...
Malam panjang
remang cahaya bulan
dingin yang menggelisahkan
wajahmu selimut tebal yang menghangatkan
Mengisi kepingan rindu yang muncul dalam nikmat mimpi
Ingatkah pada hujan
yang mengantar bening air tuk bumi yang kotor?
Tentangmu bagai bintang semarak malam
Tentangmu bagai angin meniupkan damai
dan degup jantung yang berderap
sebab kau guncang dengan cepat
Tentangmu menunggu kala berhenti berceloteh,
Mungkinkah?
remang cahaya bulan
dingin yang menggelisahkan
wajahmu selimut tebal yang menghangatkan
Mengisi kepingan rindu yang muncul dalam nikmat mimpi
Ingatkah pada hujan
yang mengantar bening air tuk bumi yang kotor?
Tentangmu bagai bintang semarak malam
Tentangmu bagai angin meniupkan damai
dan degup jantung yang berderap
sebab kau guncang dengan cepat
Tentangmu menunggu kala berhenti berceloteh,
Mungkinkah?
Subscribe to:
Posts (Atom)