Kalakata
Kala kata-kata menggumpal menjadi untaian puisi yang sarat makna, intens, dan mempesona
Friday, December 30, 2011
80 Menuju dan Cakrawala Baru
Thursday, December 29, 2011
Cerita Si Rusa Kecil
![]() |
Pic taken from here |
Thursday, March 17, 2011
Antara 2006 dan 2010
Pada akhirnya gedung tinggalah gedung
Tak ada kebanggaan lagi
Tempat ku membunuh waktu
1, 2, 3 tahun
3 Maret 2010
Tinggal sejengkal kawan
tentukan kompas kemana melangkah
dalam hiruk-pikuk urban
atau keteduhan rural
benarkah?
kau temukan kedamaian dalam riuhnya orang lalu lalang
juga semua kegelisahan dalam 'kesederhanaan'
sebuah dilema, pergulatan yang berkepanjangan
dan kita sudah terbiasa
engkau sudah bergumam
tentang peradaban-peradaban
yang dibangun dalam kemarahan dan ketundukan
paradoks dan kepura-puraan yang kita tertawakan sembari menseruput kopi
dimana kita sekarang?
mencumbui sosialis dan menodai kapitalis
sambil menikmati glamor i-pod dan sensasi i-raq
berpikir keras merapal mantra tujuan tunggal pembangunan
dan mengurut dada ditangan pemodal
'asal bukan dadaku', katanya
aku disini saja dulu
mencicip desahan pikiran orientalis
belok ke kanan sedikit kan ketemu kaum fundamentalis
berebut komentar terakhir dalam sebuah diskusi
berpikir aku sudah menang
padahal karena sudah bosan
tapi quo vadis cinta?
bukankah kita pernah menggaulinya?
kautinggal begitu saja
seperti utopis yang tinggal di desa pragmatis
'I committed a conversion', bisikmu perlahan
Selamat datang dunia!
Mari kita berkelana
(saya masih buat kok, ini copy paste dari fb)
Saturday, June 12, 2010
Lament (of truth and love)
Open the curtain, tomorrow is bright!
Veritas Veritas...it liberates us
if pray could heal, may joy fulfill!
if love is fear, may fear be near
o truth...o love
would you breeze, so I can shed my tears
Monday, April 19, 2010
Menunggu hujan lewat
cinta berteduh di dahan-dahan yang menunduk
sambil bercerita ia pada butir air yang jatuh
melewati dingin menghalau risau
tak ada kata rindu selimut penghangat
atau siluet wajah di awan yang terlanjur pekat
ia hanya menunggu hujan lewat
Friday, April 9, 2010
Perpisahan
menjatuhkan diri ke bumi yang lembab
turun perlahan
dalam siluet
memudar
terserap akar yang mudah lapar
menghilang...
seiring lembayung yang mengiring senjamu
Dunia yang tak terjamah
kapan berhenti?
tempat berlabuhmu ujung-ujung sepi
dan desa-desa kecil tuk melarikan diri
Kotak-kotak kecil
rahasia dan rasa sakit
bawalah erat-erat!
Musim telah berganti
jalan-jalan setapak terserak
di tempat ini
kudirikan tiang batu
sebagai penanda
masa yang telah lewat
Monday, April 5, 2010
Tiramisu dan sewindu lebih waktu
pemanis rindu
tak perlu kau tutupi bibirmu
biarlah merekah
pelipur di kala jengah
sudah lebih dari sewindu
ada apa dengan hidup?
cerita-cerita manusia yang menggugah
yang kau lukis dengan penamu
bilakah kau berbagi?
dan waktu bukanlah temanku
dia berlalu, membisu
kucari kembali
diantara ribuan pertanyaan tertunda
dan gejolak-gejolak tak biasa
jika kutemukan dirinya
adakah engkau disitu
Thursday, December 3, 2009
Katakanlah dengan puisi
Mulutmu terbiasa diam
Dan tanganlah yang berbicara kata
Lewat tulisan-lukisan
Yang bercengkrama dengan pikiran
Menggelontorkan nukilan-nukilan kerisauan dan kesukaan
Dengan tutur sederhana sarat makna
Kau tuangkan sedikit amarah dan kaubumbui dengan gelora
Jadilah si kata-kata pembayang
Dan aku si cermin sederhana
Melihatmu dalam berbagai rupa
Ketika berjaya ataukah tunduk malu
Telah terbiasa
Keluar peraduan engkaulah si jumawa
Tanpa berkasih-kasihan mereka tetap mengaduh
Menista dan membuat gaduh
Dalam sudut-sudut terus mengeluh
Tetapi tanganmu tetap tak tersentuh
Ia menjadi wali bagi hati dan jiwamu
Ia melukis ia menulis
Ribuan kisah menunggu tumpah
Tunggu sang kala menuntaskan makna